Masih ingat kah kalau beberapa waktu lalu saya membuat beberapa rencana ?
Mungkin sekarang saatnya melacak apa yang sudah terjadi terkait dengan rencana itu :
....
1. Untuk pekerjaan saat ini, saya rencanakan untuk sesuai pada ketentuan
formal. Idealisme bekerja yang dulu pernah ada, sempat kendor karena
impian lain. Minimal, bersama dengan rekan OB, kami ingin menyamakan
frekuensi pekerjaan.
Pilihan yang saya buat :
- Keuangan menyesuaikan peraturan yang berlaku, jam kerja senin-jumat, 8 jam, fungsi kerja tetap.
- Keuangan beradaptasi tapi belum sesuai harapan, jam kerja
selasa-jumat atau senin-kamis, fungsi kerja tetap, tambahan peran
sebagai Pengembang Bisnis.
- ----------------------------------
- Hasil setelah berbicara dan menyampaikan harapan :
- harapan untuk keuangan pendapatan beradaptasi tapi belum sesuai harapan
- peran pekerjaan hanya akan fokus pada satu hal saja, dan itu wilayah lemah saya : keuangan
- jam kerja tetap senin-jumat,
- namun butuh waktu sampai ditemukan orang pengganti untuk beberapa bidang pekerjaan yang melekat di saya.
- usaha untuk mencari orang sudah dilakukan dengan iklan, namun keputusan bukan pada saya. Entah kenapa rasanya, agak sayang untuk pasang iklan lowongan kerja.
2. Untuk Pengembangan Bisnis saya membuat rencana :
- menjadi developer
- membuat usaha delivery order
- menjual produk dan jasa di internet : adik2 saya mungkin akan saya
berdayakan, istri saya jg akan berpartisipasi karena ini dulu adalah
harapan kami memiliki bisnis rumahan.
- ----------------------------------
- Hasil setelah berbicara dan menyampaikan harapan :
- menjadi developer sepertinya agak sulit melihat bahwa metode developing by request itu membutuhkan kepastian jumlah pemesan. Meskipun rekan tim pengembangan di kantor siap membantu.
- usaha delivery order, belum berjalan. Entah kenapa merasa gentar kembali. Melihat kemampuan konsentrasi saya yang hanya bisa fokus pada satu pekerjaan.
- jualan di internet dengan memberdayakan adik2 saya ? Adik saya yang belum bekerja saat ini lebih memilih belajar dan kursus untuk mencapai impiannya ke Makkah. Adik saya yang paling kecil, akhirnya menemukan pelabuhan untuk bersekolah kembali. Dia pergi ke kampung tempat Ummi tumbuh. Sekolah disana. Entah ada motivasi apa dengan dirinya. But its relief. Dia berhenti sekolah sebelumnya dengan tanpa alasan yang jelas. Misteri.
- Sedangkan istri saya juga galau mengenai wirausaha/ bisnis. Berlatarbelakang pekerja keras, saya hanya bisa mendorong dia untuk mecoba dulu lakukan apa yang bisa dilakukan agar menjadi suatu usaha.
3. Untuk Pengembangan Diri saya membuat rencana :
- membaca buku-buku lagi dan mendatanya di HP bila perlu
- membuat tulisan, ulasan dan lainnya di blog
- melakukan perjalanan kecil dan mempostingnya di blog
- terjun kembali ke pengabdian pada masyarakat : tbm, yayasan,
sekolah, atau mungkin kegiatan kerelawanan dan komunitas. Sesuatu yang
sudah lama juga tidak saya sentuh.
- ----------------------------------
- Hasil setelah berbicara dan menyampaikan harapan :
- buku-buku bertambah lagi, sempat belanja lagi.
- namun, mirisnya, tiada waktu untuk disempatkan untuk membacanya
- tulisan dan ulasan di blog pun jarang kembali. Sejarang waktu bersama si Biboy. Kerja seharian di kantor. Sampai rumah, terkadang masih memilih bermain dengan si Biboy yang kangen ditinggal ayahnya seharian.
- Perjalanan kecil ? entah kenapa lebih merasa enak pergi sendiri. tidak bermaksud untuk meninggalkan peran keluarga, tapi perjalanan-perjalanan kecil untuk di posting di blog itu lebih ringan kala tidak menyusahkan orang-orang terdekat kita di perjalanan.
- terjun kembali ke pengabdian pada masyarakat ? kerelawanan saya saat ini membutuhkan jaminan. sebutlah itu taken for granted. Buat saya, Jaminan itu yang kan menjamin kerja-kerja kerelawanan saya tetap berjalan, baik oleh saya sendiri ataupun oleh orang lain yang memang (menurut saya harus bisa dan mau) mengerjakan program-program kemasyarakatan. Beberapa kali, sudah banyak yang menurut saya, saya dikhianati oleh pihak-pihak yang saya bantu. Entah karena ketidaksamaan ilmu, wawasan, kematangan, status, ekonomi bahkan politik. Dan sekarang saya sendiri belum melakukan apapun.
4. Untuk keluarga saya :
- agak absurd tapi saya tetap berharap SIAGA untuk anak dan istri.
- saya berharap tetap bisa menjadi ayah dan teman bagi anak saya dalam
berbagi cerita dan harapan : mengantar ke sekolah, hadir di pertemuan
orang tua dan guru, jalan-jalan bersama
- sebagai suami, tentu yang jelas kebaikannya diikuti. Yang mana yang akan mengantarkan ke surga akhirat nanti.
- ----------------------------------
- Hasil setelah berbicara dan menyampaikan harapan :
- syukur masih bersiap SIAGA.
- saat ini seperti ada pilihan pasti bagi anak saya bila terbangun di pagi hari. Kalau bukan ibunya, ya neneknya. Saya sampai pada posisi, "Oke, kalau tidak butuh ayah, kamu silahkan jalan sendiri. Kamu tahu Ayah ada dimana kalau kamu butuh." Dan akhirnya saya kembali ke kasur untuk istirahat lagi.
- kebaikan apa yang belum dibiasakan. membaca kitab suci. Saya tahu, kalau dulu, mudah sekali apa yang saya sampaikan di sosial media itu, maka dia tahu. Oleh karena itu, saya sampaikan beberapa hal tentang sumber ilmu dan kebaikan di sosial media. Entah kenapa, rasa-rasanya kalau saya tidak menyampaikannya secara langsung itu sepertinya tidak tersampaikan meski sudah ada di lini masa. hahah.... alih-alih seperti berharap, ayo dibaca... semoga menjadi kebaikan untuk kamu dan kita.
Pertengahan Agustus 2016 nanti, saya akan hadiri kopdar pengusaha muslim di Bogor. Bersamaan dengan momen hari 17 Agustus 2016. Liburan. Permainan. Keluarga. Semoga terlaksana.