Sejenak merenung tentang waktu yang sudah berlalu. Ada banyak hal yang terlewati. Bahkan harapan dan rencana-rencana bersama si dia juga baru sedikit yang tercapai.
Ada beberapa hal yang sebenarnya sudah kami rencanakan menjadi kegiatan bersama. Namun tak kunjung jua menjadi kebiasaan yang SUPER. Akhir pekan, sering saya gunakan untuk ke kantor. Tentang hal ini memang menjadi topik utama masalah kebersamaan diantara kami.
Dulu kami pernah ada rencana kegiatan bersama setelah waktu magrib.
*apa itu : ada deeh" mau tahu ajah
Dulu kami pernah ada rencana liburan bersama ke beberapa tempat baru.
Dulu kami pernah ada rencana bekerja dari rumah atau setidaknya memiliki bisnis bersama.
Malam saya tuliskan kembali rencana yang akan saya lakukan di pertengahan tahun ini. TULIS. Bukan sekedar direncanakan di kepala. Bahkan di TERBITKAN. Tidak sekedar di catat dalam lembaran kertas notes.
1. Untuk pekerjaan saat ini, saya rencanakan untuk sesuai pada ketentuan formal. Idealisme bekerja yang dulu pernah ada, sempat kendor karena impian lain. Minimal, bersama dengan rekan OB, kami ingin menyamakan frekuensi pekerjaan.
Pilihan yang saya buat :
- Keuangan menyesuaikan peraturan yang berlaku, jam kerja senin-jumat, 8 jam, fungsi kerja tetap.
- Keuangan beradaptasi tapi belum sesuai harapan, jam kerja selasa-jumat atau senin-kamis, fungsi kerja tetap, tambahan peran sebagai Pengembang Bisnis.
2. Untuk Pengembangan Bisnis saya membuat rencana :
- menjadi developer
- membuat usaha delivery order
- menjual produk dan jasa di internet : adik2 saya mungkin akan saya berdayakan, istri saya jg akan berpartisipasi karena ini dulu adalah harapan kami memiliki bisnis rumahan.
3. Untuk Pengembangan Diri saya membuat rencana :
- membaca buku-buku lagi dan mendatanya di HP bila perlu
- membuat tulisan, ulasan dan lainnya di blog
- melakukan perjalanan kecil dan mempostingnya di blog
- terjun kembali ke pengabdian pada masyarakat : tbm, yayasan, sekolah, atau mungkin kegiatan kerelawanan dan komunitas. Sesuatu yang sudah lama juga tidak saya sentuh.
4. Untuk keluarga saya :
- agak absurd tapi saya tetap berharap SIAGA untuk anak dan istri.
- saya berharap tetap bisa menjadi ayah dan teman bagi anak saya dalam berbagi cerita dan harapan : mengantar ke sekolah, hadir di pertemuan orang tua dan guru, jalan-jalan bersama
- sebagai suami, tentu yang jelas kebaikannya diikuti. Yang mana yang akan mengantarkan ke surga akhirat nanti.
---
endnote: catatan terakhir itu saya rasa membutuhkan waktu yang agak lama. Dipikirkan. Dirasakan. Seperti ada rasa khawatir. Sebutlah saya introvert. Jangan ISTI juga. Hanya bersikap baik saja.