Pagi ini saya menemukan kejadian lucu. Memalukan. Ironi juga ada.
Senin 24 Agustus 2015.
Seorang suami berusia 50 tahunan sedang sibuk mengobrak abrik sebuah lemari.
Sang istri mengadu bahwa pagi ini suaminya merasa kehilangan segepok uang yg dia simpan secara diam-diam tanpa sepengetahuan istrinya.
Istri merasa dipojokkan oleh suaminya karena dianggap bertanggung jawab atas keadaan rumah.
Namun sang Istri pun merasa tidak bersalah karena memang suaminya tidak pernah membicarakan tentang segepok uang itu. Juga tidak pernah memakai uang yang sedang dibicarakan andaipun diketahui letaknya oleh si istri.
Merasa bahwa penting uang segepok itu, sang suami yang juga seorang ayah, mencurigai anaknya yang paling kecil mengambil uang itu.
Saya melihatnya gawat juga. Hal sepele tapi menjadi bentuk kecurigaan dan bisa menjadi potensi konflik.
Lalu tanpa sengaja si suami ini berkata sambil memegang sesuatu. "Nah ini dia segepok uang itu."
Beliau berkata begitu dengan ekspresi bingung sekaligus bersyukur.... Dan juga rasa malu.
Istrinya langsung bersyukur, loncat gembira sambil memeluk suaminya sambil mencubit dan memiting suaminya yang kelewatan curiga itu.
"Nah, tuh, kan. Apa istrinya bilang. Lupa kali dia tuh taruhnya dimana."
Suaminya nyengir kuda aja sambil berkata, tadi di laci itu sudah dicari, gak ada. Dulu ingat mengumpet segepok uang itu di lokasi berbeda. Lagi, mencurigai anaknya yang paling kecil memindahkan uang itu ke tempat lain.
Sambil tertawa dan sedikit terharu, saya hanya ikut menimpali mendukung sang istri mempermalukan sang suami.
Kemudian dalam hati saya berpikir sambil memutar memori. Jangan-jangan saya, anak pertamanya, yang memindahkan uang segepok itu dulu.
Hahahahahahahahahahahaha