Hari itu adalah hari dimana saya pertama kali diterima di
sebuah sekolah menengah di Jakarta Selatan. Apa yang saya masih ingat saat itu
adalah momen ketika berkenalan dengan dua orang anak gemuk berkacamata dan
berbadan tambun. Heheh… maaf teman, tidak ada padanan kata lain. Itu juga momen
dimana sebuah khayalan menjadi nyata.
Loh ?!
Iya, momen pertama kali saya
tiba di sekolah itu adalah hal yang membuat saya begitu bahagia. Terbuka semua
tirai keraguan dan khayalan akan sebuah sekolah di tempat itu. Pasalnya ketika
ingin mendaftar pertama kali, saya menyebutkan nama sebuah sekolah dengan
ragu-ragu.
Saya ragu karena saya hanya mengandalkan ingatan saya yang lemah. Saya ragu
karena saya benar-benar tidak tahu tentang keberadaan sekolah tersebut. Saya
ragu karena saya mengambil keputusan untuk mendaftar di sekolah tersebut tepat
ketika di hari terakhir seharusnya saya mendaftar. Panik muncul ketika wali
kelas saya mengatakan bahwa pendaftaran sudah di buka dan mungkin hari terakhir
mendaftar.
Tidak ada keraguan dalam diri saya bahwa ketika itu saya panik. Bagaimana
bila saya tidak dapat mendaftar karena sudah hari terakhir pendaftaran ?
Bagaimana bila saya tidak dapat bersekolah karena nama sekolah yang saya tuju
tidak nyata ? Saya sebutkan nama sekolah itu karena saya ingat pernah ada kakak
kelas saya yang mengatakan bersekolah di tempat tersebut. Apa yang membuat saya
ragu adalah bahwa kakak kelas saya itu dua tahun di atas saya dan itu ... a long long time ago...
Saya masih ingat bahwa Ayah saya menguatkan saya. Mendukung pilihan
saya—yang saya sendiri masih ragu. Rupanya Ayah saya juga pernah mendengar ada
sekolah di tempat yang saya sebutkan. Berboncengan motor, saya dan Ayah
berangkat ke Gang Potlot di hari itu juga setelah bertemu wali kelas saya yang
’nyentrik’ itu. Di dalam Gang Potlot ada sekolah tempat pendaftaran. Ketika itu
saya jg baru tahu dari Ayah bahwa di Gang Potlot ini juga terkenal sebagai ’markas’
band musik SLANK berada.
Singkat cerita, disinilah saya berada. Di depan gerbang SMA Negeri 38
Lenteng Agung yang sebelumnya saya ragu akan keberadaannya. Jantung saya
berdegup serasa berirama dengan teriakan hati saya, ”Hore sekolah ! Sekolah !
Sekolah !”
Inilah khayalan saya akan sebuah sekolah. Ingatan yang buruk. Orang yang
lambat. Kurang informasi. Main tebak-tebakan ....
Apakah hal ini termasuk yang direncanakan ?!
Apakah hal ini adalah hal yang baik ?!
Bagaimana menurut mu ?
....
Menurut saya itu adalah sebuah keberuntungan. Just Luck !
Keberuntungan yang saya maksud adalah hoki. Kan suka ada tuh yang bilang,
”Tuh orang hoki banget,” setelah mendapatkan hadiah mendadak atau mendapatkan
sesuatu yang bagus. Padanan kata lain untuk kata ’beruntung’ itu berarti ’hoki’, ’mujur’, dan
... apa lagi ?
Apakah keberuntungan itu seperti seseorang yang mendapatkan hadiah mendadak
? atau dalam hal yang tidak mengenakkan seperti ’mendapat durian runtuh’ ? atau
keberuntungan hoki itu adalah sesuatu hal yang terkait magis tanpa perlu
melakukan apa-apa ? hanya cukup ”Voila !”
Kehidupan ini menurut ahli fisika, berada dalam sebuah mekanisme hukum
alam. Jenis-jenis hukum alam juga banyak ya. Seperti adanya istilah ’hukum
rimba’, hukum gravitasi’ dan hukum-hukum lainnya.
Seperti sebuah standar operating precedure (SOP), hukum alam ini terjadi
tidak begitu saja ada. Hukum alam ini juga tidak boleh keluar dari jalurnya
seperti seorang karyawan tidak boleh melanggar SOP tempat dia bekerja. Hukum
yang pasti kita temui adalah ’hukum sebab-akibat’.
Hal yang bisa ditarik kemungkinan terkuat bagi saya, keberuntungan hidup
itu masih erat hubungannya dengan hukum alam sebab-akibat. Tidak ada di dunia
ini sesuatu ada bila tidak ada sebabnya. Apakah saya termasuk orang yang
realistik dan materialistik ? nah, untuk masalah ini silahkan baca-baca lagi
buku tentang filosofi tersebut. Anggap saja pertanyaan sambil lalu. Heheh ...
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keberuntungan saya dapat bersekolah di
LA itu adalah karena usaha yang saya lakukan YANG seperti kalian tahu dari
cerita saya, usaha yang lemah karena tidak melalui perencanaan.
Kok bisa usaha yang lemah dalam perencanaan BAHKAN ragu-ragu karena
lupa-lupa ingat itu bisa ’beruntung’ masuk ke sekolah yang dituju ?
Ingat ada sebab maka ada akibat. Apa sebab saya akhirnya dapat bersekolah
di LA? Itu karena saya dan Ayah saya masih mengusahakan untuk bersegera
mendaftar dan mencari tahu keberadaan sekolah tersebut. Meski saya lemah dalam
hal ini, sebaiknya yakinkan diri lebih kuat pada sebuah pilihan disaat Anda
ragu untuk bertindak.
Tulisan-tulisan berikut
ini adalah ulasan saya sendiri betapa hidup dapat lebih indah bila bisa kamu
pahami, sayangi, dan pasrahkan setelah berusaha dengan sebaik-baiknya. Ya,
pahami makna hidup ini. Cari tahu dari dirimu sendiri. Sayangi hidup ini
sesayang bahwa kamu pernah berjuang keras untuk hidup mu sendiri. Pasrahkan
hidup ini setelah kamu berusaha dengan sebaik-baiknya. Lakukanlah dengan
’manajemen’ yang baik. Iringi dengan kemauan yang kuat untuk menjadi lebih baik lagi.
Ingat : Positif Thinking, Do it, and then Ikhlas !
(im)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar