Selasa, 03 Januari 2012

Muntahan …err…skripsi…



Ini pagi, sejak subuh tadi aye belum tidur-tidur ini. Sebenarnya niat dari kapan tahu pengen banget bangun pagi dan menulis. Hanya untuk nulis dan nulis. Tapi,,, yaaah : ?  baru kesampaian sekarang.

Jadi ingat juga, baru kemarin ke Toko Buku, buat nyegerin diri yang lagi lemes tak bergairah di awal tahun 2012. Kok bisa kurang bergairah ya?? Apa kopinya kurang?  Sepertinya karena pikiran.

-contohnya ?!

Pikiran “Kapan luluuss???”

Sudah kadung idealis jadi anak kuliahan, eh susah juga mau lulus. Ada aja hambatannya. Dulu karena kurang 1 SKS. Sekarang ketemu dosen pembimbing yang susah ditemui untuk konsul skripsi.
-makanya klo minta dosen pembimbing skripsi  yg mudah saja

Itu dosen pembimbing dipilih karena kompetensinya. Tadinya jg berpikir mereka adalah orang-orang yang mudah ditemui, enak dan terbuka untuk diajak diskusi.  Sekarang???!!! KAMPRET!
-laah kok jadi marah-marah?

Hufff…ff..Nah, tuh kan jadi emosi jadinya.
-ih! emang gak malu apa diliat banyak orang? apalagi anak-anak didikmu di Utan Kayu??


Oh, iya. Lali aku.  AMppuuunnn… Dik, adik-adik dan anak-anak, jangan ditiru ya. Baca boleh tapi jangan ikut-ikutan saya ya. ;-)
Iya, pokoknya begitu deh. Pikiran yang menyusul kenapa bisa jadi lemes adalah karena sekarang kelulusanku terancam tertunda karena si DP mau aye bimbingan lagi dari awal. Buuset….
-hahahaha, lah bujuug….

Yah, emang harus melalui revisi sih setelah seminar hasil dilalui. Masalahnya ini jadinya revisi atau bimbingan lagi dari awal?? Akhirnya, dengan tanda tanya dan emosi yang tertahan bergolak.

-masak aer kalee bergolak.

Aye terima ntuh harus bimbingan lagi dari awal dengan si DP. Sadari bahwa masih banyak kekurangan diri yang muncul dan terlihat oleh orang lain, khususnya DP sendiri. Seandainya dulu mereka mau memiliki visi untuk mengayomi mahasiswanya, mungkin semester lalu aye dah lulus.


-emang sebegitunya ??

Yah, kalau mau dianalisis sih sebenarnya banyak yang bisa dievaluasi atau menjadi titik tolak perbaikan dan kemajuan jurusan dan mahasiswa.
-seperti??


Seperti, waktu itu pernah bertanya dalam keadaan agak emosi karena jaraaaang sekali bisa bimbingan tatap muka. Saya tanya,…”… emang disini gak ada ya, indikator minimal DP harus membimbing mahasiswanya tatap muka di lingkungan kampus??” Enteng jawabannya, “Gak ada!”


-walaaah, kagak bisa apa-apa lagi dong ?


Ya, jelas. Mutung. Mati kutu. Kok bisa-bisanya ya, sebuah sistem untuk kelulusan dan mungkin standar prestasi sebuah universitas tidak memiliki indikator kinerja dosen pembimbing yang spesifik?? kalo harus melakukan bimbingan, ya itu pasti ada lah,… spesifiknya?? ukuran kuantitasnya?? berapa kali dan harus dimana minimal sebuah pertemuan tatap muka dilakukan? KAGAK ADA!


-jadi bagaimana sekarang?


Nah, itu dia. Harus bagaimana lagi apabila DP cuma bilang waktu seminar hasil, “Sudah, kamu gak usah ngeyel, ikut kata saya saja. Kamu bimbingan ulang ya sama saya. Dari awal.”

-jadi bimbingan lagi dari awal? emang sebelumnya gak pernah bimbingan apa?


Dari awal semester sebelumnya sudah bimbingan. Emang sih sekarang pikiran jeleknya malah jadi percuma mikirin bimbingan yang dulu kalo sekarang disuruh bimbingan ulang. Yah, tapi mungkin memang banyak kekurangan di tim skripsi ini. Kalo kerja tim skripsi itu melibatkan mahasiswa dan dosen pembimbing ya.

-saran dan kesimpulan?
Oaalaaah, penting apa?!


-ya iyyalah, agar bisa jadi pengingat dan gak kesandung lagi nantinya.

oke ini catatan penting yang kudu musti dipertahikan :
  1. Kalo mau skripsi, siapkan bahan yang sesuai keinginan. Lakukan dengan berdasarkan bahan tulisan dan kajian teori yang ada.
  2. Pilih dosen pembimbing yang berdasarkan track recordnya mudah ditemui. Terbuka dengan beragam cara berkonsultasi. open minded dan objektif dan bertutur kata santun sesuai dengan keilmuan dan perannya sebagai dosen yang mengayomi dan mendidik.
  3. Bila bimbingan berjalan, siapkan perangkat bimbingan. Seperti jurnal bimbingan skripsi yang harus ditandantangani setiap selesai bimbingan. atau jurnal catatan bimbingan. Ini penting loh agar bisa track record atau di audit mengenai perkembangan bimbingan dan tulisan skripsinya.
  4. Pastikan sebelumnya adanya kesepakatan tertulis mengenai aturan main bimbingan dengan dosen pembimbing.
-woah, banyak juga ya. kalo mahasiswa mah sebenarnya berusaha untuk segera lulus ya. Makanya bimbingan atau nulis skripsi ampe mutung-mutung di perpustakaan dijabanin.  masalah lainya?

Hufff…aye ini kan anak pertama dari empat bersaudara. Yang paling GUEDEE.

-biasa aja kalee. Gede.
Yah, sudah segede gini, belum punya penghasilan yang membanggakan keluarga.  Malu dengan teman-teman seumuran yang udah pada nikah dan kerja di tempat mentereng dengan penghasilan yang bisa kasih keponakan angpao tiap lebaran.  Apalagi yang lainnya…
-apa itu?


dulu sempat kerja untuk meringankan biaya kuliah dan tujuannya untuk membantu keuangan masalah pengeluaran skripsi. eh, dosen malah bilang, kmu fokus saja skripsi ya. Gak usah kerja dulu. Eh, setelah kerjaan di lepas, bimbingan skripsi terkatung-katung gara-gara dosen pembimbing yang sibuk. Kamfret banget dah. Emangnya mereka mau apa bayarin semesteran kuliah kalo gak selesai ini skripsi??!! Kerja itu susah.  Dapat uang itu juga susah. Emang mereka pikir uang untuk kuliah dan skripsi itu gampang dapatnya??!!

- eit, mulai lagi… hati-hati itu jantung,,, dah, ganti topik aja. masalah lain selain urusan skripsi dan kampus?

Kagak mau buka untuk  yang ini.
-lah, kok gitu. Gak baik loh,  masalah dipendem-pendem…

Kabur ah :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JUARA MERDEKA 2019

Assalamu'alaikum Halo Guys n Gals Agustus 2019 ini Negara Indonesia memasuki usia 74 tahun sejak kemerdekannya pada 17 Agustus 1945 ...