Kamis, 06 November 2008

RE-CODE DESA BOJONGGEDE,2008


Pada tahun 2008, Indonesia genap 10 tahun reformasi dan 100 tahun Kebangkitan Nasional. Hal ini merupakan sebuah masa untuk kembali merefleksikan diri dan mengevaluasi diri terhadap pencapaian cita-cita Reformasi dan Kebangkitan Nasional.


Mata kuliah Belajar dan Kinerja merupakan mata kuliah unik yang diterima oleh mahasiswa (prodi) Teknologi Pendidikan yang mengambil konsentrasi Teknologi Kinerja (Tekin). Mata kuliah ini diampu dan difasilitasi oleh Drs. R.A Hirmana Wargahadibrata, M.Sc. Ed.


Pesan inti dalam mata kuliah ini adalah bahwa inovasi yang paling berharga bukanlah perangkat keras ataupun lunak, melainkan siklus cara manusia berpikir dan bertindak sehari-hari, yaitu berpikir di dalam BELAJAR (sebagai proses) dan bertindak dalam KINERJA (sebagai hasil) untuk kemudian belajar ulang atau kembali ke proses belajarnya dan seterusnya.1 Karena karakteristik matakuliah ini lah, momentum Reformasi dan Kebangkitan Nasional dapat menjadi latar belakang yang kuat dalam mendorong proses belajar dan kinerja tidak hanya bagi individu tapi juga dalam lingkup yang lebih luas, Negara.


Mata kuliah Belajar dan Kinerja ini menggunakan buku acuan belajar untuk menganalisis bagaimana proses belajar dan kinerja terjadi. Buku acuan yang digunakan adalah buku Re-Code Your Chance DNA karya Rhenald Kasali (2007). Dalam karya tulis ini, penulis mencoba memberikan konteks belajar dan kinerja yang akan dianalisis. Konteks adalah sebuah situasi dan kondisi di mana sebuah kejadian berada yang harus kita analisis dalam-dalam sebelum kita melakukan Re-Code2. Konteks disini dapat berupa tempat, dan waktu.


APA DAN MENGAPA RE-CODE ?

Rhenald Kasali menjabarkan bagaimana bahwa setiap mahluk memiliki sebuah unsure pembentuk perilaku yang terbawa dalam gen. Unsur pembentuk perilaku ini dalam ilmu genetika disebut deoxiribo nuclead acid atau DNA yang bila dibahasakan bagaimana bentuknya, kita membacanya dalam bentuk kode-kode tertentu. Karenanya, setiap mahluk termasuk manusia memiliki kode-kode perilaku yang mengidentikkan dirinya.

Kode-kode perilaku ini tidak hanya ada pada manusia maupun hewan dan tumbuhan namun juga ada pada organisasi. Peter Senge mengkomunikasikan pada kita bagaimana bahwa sebenarnya organisasi yang merupakan sebuah nama bentuk dari komponen abiotik dapat menjadi begitu hidup layaknya sebuah komponen biotik. Organisasi hidup karena manusia-manusia yang hidup dan berada di dalam organisasi tersebut.

Karena sifat dari perilaku itu dapat berubah, maka kita dapatkan sebuah konsep pengubah kode yang kita sebut dengan Re-Code. Dalam bukunya Rhenald Kasali merumuskan dengan, “Kode-kodenya ditata kembali, untuk melahirkan manusia-manusia baru pembentuk sebuah komunitas”.3


APA KONTEKS ORGANISASI YANG SAYA BEDAH ?!

Konteks organisasi merupakan sebuah cara bagi penulis untuk menganalisis proses belajar dan kinerja. Konteks organisasi merupaka bentuk nyata yang dapat dianalisis oleh penulis dengan pertimbangan tempat, waktu dan kebermanfaatan diri.


Organisasi yang penulis coba analisis adalah organisasi pemerintaan desa yang berafiliasi dengan sebutan kantor desa setingkat dengan kelurahan. Berlokasi di Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor,.


Desa dengan luas lebih kurang 275, 499 Ha ini berbatasan di utara dengan Desa Bojong Baru, sebelah Barat dengan Desa Susukan, sebelah Timur dengan Kelurahan Cibinong dan selatan Desa Kedung Waringin.

Organisasi desa ini yang setingkat kelurahan telah berusia 46 tahun sejak berdiri desa Bojonggede pada tahun 1962. Sejak tahun 1962 itu, organisasi pemerintahan desa Bojonggede telah dipimpin oleh 5 orang lurah atau kepala desa. Dan pada periode tahun 2008-2014 ini masih dipimpin oleh Bpk. Bahrudin yang periode sebelumnya juga menjabat sebagai Lurah Bojonggede.

Desa Bojonggede merupakan desa yang dapat dibilang daerah penyangga pemukiman para pekerja untuk kota Jakarta, Depok dan Bogor. Desa ini memiliki jumlah penduduk terdata sebanyak 28. 284 (2006). Penduduk desa Bojonggede dapat di bagi dua, yaitu penduduk asli Bojoggede dan penduduk pendatang yang merupakan warga pekerja dari Jakarta yang pindah ke Bojonggede.


Desa ini memiliki prestasi dengan memenangi beberapa perlombaan tingkat desa dan menyelenggarakan kegiatan untuk masyarakat sebagai berikut : juara 1 Lomba Senam Jantung Sehat tk. Kabupaten Bogor (2006); Juara 3 Lomba K3 tk. Kabupaten; Lomba Bulu Tangkis tk. Kelurahan (2004-2005); Merenovasi Rumah Tidak layak Huni (5 unit, 2004-2006); Membangun Jalan (2007). Beberapa kegiatan dalam rangka mendukung pendidikan dan membangun kualitas warga : Sumbangan untuk Ponpes (2006 dan 2007).

Beberapa kegiatan penyampaian subsidi pemerintah untuk Konversi Gas (2008), Subsidi untuk Keluarga/ kaum Ibu (2008), dan lainnya yang tak terdata.
Kontrak Kuliah/Kerja; Draf ke-3/12 Februari 2008. hal 2
2 Kasali, Rhenald (2007). Hal 196
3 Ibid. hal 5

JUARA MERDEKA 2019

Assalamu'alaikum Halo Guys n Gals Agustus 2019 ini Negara Indonesia memasuki usia 74 tahun sejak kemerdekannya pada 17 Agustus 1945 ...